Cerpen
“Assalamu’alaikum warroh matullahi wabbarokatuh”. Salamku sesampai ku dirumah.
“wa’alaikumsallam warroh matullahi wabbarokatuh”. kata Bibi Yuni.
Aku pun meletakan tas ku di kamar, lalu merebahkan tubuhku setelah mengganti pakaian. Hari ini memang sangat melelahkan, hingga Aku tertidur pulas. *2 jam kemudian* *Adzan Ashar berbunyi*
“Rita.. Rita..” Panggil Bi Yuni sambil mengetuk pintu kamarku. Aku pun kaget, lalu bangun dan membuka pintu
“hah? Iya Bi? Ada apa?” Tanyaku dengan wajah masih lesu.
“adzan Ashar sudah berkumandang, shalat ya Rita”. Perintah Bibi
“hmm.. oke, makasih Bi.” Hal itu yang biasanya selalu di lakukan Bibi kepadaku karena semua itu kewajiban umat Muslim. Lalu aku mengambil air wudhu kemudian shalat.
Selesai shalat, sudah tidak ada rasa mengantuk sedikit pun. Aku mengambil buku komik ku, komik itu berjudul “Conan”. Pasti kalian tahu tentang komik itu jika memang benar pecinta komik sepertiku. Edisi yang sudah kubaca dari edisi 1-30, aku baru mau membeli 10 edisi lanjutanya. Komik Conan menurutku sangat seru dan misterius, hal yang kusukai dari komik tersebut. Jika sudah membaca komik ataupun novel, tidak boleh ada yang menggangguku. Semua nya ku abaikan karena terlalu serius membaca komik atau novel ku. *hp berdering* Ahhh… tiba-tiba ada telpon masuk, hal yang paling aku benci ketika aku sedang serius membaca. Aku ambil hp lalu ku terima telpon tersebut.
“asaalamu’alaikum Rita.” Salam Feny, yang ternyata menelponku.
“wa’alaikumsallam.” Jawabku.
“eh Rita, main kerumah aku dong sambil ngerjain PR IPA yang tadi.” Ajak Feny
“kapan? Memangnya ada siapa saja?.” Tanyaku
“sekarang ya ditunggu. Ada Ricky, Tessa dan Erik.” kata Feny
“oke tunggu ya.” Aku pun bergegas meski masih ingin melanjutkan membaca Komik Conan. Aku berganti pakaian lalu izin kepada Bibi kemudian membawa motor sendiri.
Saat baru keluar di gang rumah ku tampak seseorang seperti ada yang mengikuti ku atau itu hanya perasaanku saja. Setelah sudah di jalan raya, orang itu masih saja di belakangku dengan sepeda motornya. Aku mengambil inisiatif untuk berhenti dan berpura-pura membeli minuman. Orang itu berhenti diseberang sana, aku mulai ketakutan ketika ia ingin menyebrang kedaerah tempatku dengan tidak mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba orang misterius itu menepuk pundakku, merinding dan ketakutan yang kurasakan. Saat itu pun aku berlari dan meninggalkan orang aneh tersebut. Menurutku orang itu seperti yang ada di cerita komik Conan, sangat misterius bahkan aneh. Seketika aku terjatuh tersandung batu yang cukup besar di depanku, padahal orang misterius itu sudah dibelakangku dengan sepeda motornya, tamatlah riwayatku jika sudah begini. Luka memar dikepala dan dikaki hingga berdarah meski tak berceceran darahnya, tetap saja rasanya sakit. Orang misterius itu berhenti dan menghampiriku, tiba-tiba ia mengulurkan tangan untuk membantuku bangun.
“maaf, kamu siapa?” aku pun bangun.
“kamu tak perlu tahu.” Jawab si orang misterius. Memang benar , dia amat sangat misterius menurutku. Dia memakai pakaian yang tertutup, mungkin agar aku tak mengenalinya dan tak mengetahui ciri-ciri khususnya.
“apa maksudmu mengikutiku?” tanyaku sambil mengerutkan wajah.
“siapa yang mengikutimu? Itu hanya perasaan mu saja.” Jawab si orang misterius
“hah, kau tidak usah mengelak !” aku mulai terbawa suasana.
“tidak usah pakai emosi, santai saja. Ini ambil .” ia menyodorkan sapu tangan untuk membersihkan darah ku akibat terjatuh.
“makasih ya.” Sambil mengambil sapu tangan tersebut untuk membersihkan lukaku. Lalu aku duduk di sebuah kursi kayu entah milik siapa. Aku mengambil napas lega karena dia tak seperti yang kuduga. Aku lengah, tiba-tiba dia menghilang secepat kilat, motornya juga sudah tak ada. Aku mulai ketakutan lagi karenanya, dan dipikaranku sampai saat ini, “siapa dia?”
“apa tujuanya mengikutiku?” dan “apa yang ia mau dariku?”. Sungguh sungguh orang aneh yang misterius.
“makasih ya.” Sambil mengambil sapu tangan tersebut untuk membersihkan lukaku. Lalu aku duduk di sebuah kursi kayu entah milik siapa. Aku mengambil napas lega karena dia tak seperti yang kuduga. Aku lengah, tiba-tiba dia menghilang secepat kilat, motornya juga sudah tak ada. Aku mulai ketakutan lagi karenanya, dan dipikaranku sampai saat ini, “siapa dia?”
“apa tujuanya mengikutiku?” dan “apa yang ia mau dariku?”. Sungguh sungguh orang aneh yang misterius.
Lalu aku mengambil handphone untuk meng-sms Feny bahwa aku tak bisa ikut karena terjadi suatu hal . Aku berjalan untuk mengambil sepeda motorku yang tadi aku tinggal, entah masih ada atau tidak ada. Untung saja motorku masih ada, ada sebuah kertas beserta tulisan yang di letakan di jok motorku. Diisi kertas itu bertulisan “kamu tidak perlu takut” . tulisan bertinta biru yang jelas-jelas ditulis si orang misterius itu. Huftttt, ketakutan ku malah makin jadi -____-